Selasa, 15 Maret 2011

8 Kerangka Pikiran Gardner

Horward Gardner mempercayai bahwa ada banyak tipe inteligensi spesifik atau kerangka pikiran. Kerangka ini dideskripsikan bersama dengan contoh pekerjaan yang merefleksikan kekuatan masing-masing kerangka, antara lain:

1. Keahlian Verbal
kemampuan ini biasanya mampu menggunakan dan mengolah kata-kata atau bahasa untuk mengekspresikan makna, kegiatan atau usaha untuk seseorang dengan kemampuan ini yakni penulis, wartawan, pembicara, kritikus, dan ahli sastra.

2. Keahlian matematika
Orang yang mempunyai keahlian matematika sangat mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikiran serta cara mereka bekerja. Dalam menghadapi banyak persoalan, dia akan mencoba mengelompokkannya sehingga mudah dilihat mana yang pokok dan yang tidak, mana yang berkaitan antara satu dan yang lain, serta mana yang merupakan persoalan lepas. Mereka juga dengan mudah membuat abstraksi dari suatu persoalan yang luas dan bermacam-macam sehingga dapat melihat inti persoalan yang dihadapi dengan jelas. Mereka suka dengan simbolisasi, termasuk simbolisasi matematis. Pemikiran orang berinteligensi logika-matematika adalah induktif dan deduktif. Jalan pemikirannya bernalar dan dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat. Bila mengahadapi persoalan, ia akan lebih dahulu menganalisisinya secara sistematis, baru kemudian mengambil langkah untuk memecahkannya. Biasanya orang yang menonjol dalam inteligensi ini dapat menjadi organisator yang baik.
Orang yang kuat dalam inteligensi logika-matematika secara menonjol dapat melakukan tugas memikirkan sistem-sistem yang abstrak, seperti matematika dan filsafat. Kebanyakan para filsuf dan ahli matematika memang sangat kuat inteligensi logika-matematikanya. Orang yang berinteligensi logika-matematika mudah belajar berhitung, kalkulus, dan bermain dengan angka. Bahkan, ia dengan senang menggeluti simbol angka dalam buku matematika daripada kalimat yang panjang-panjang. Pemikiran orang ini adalah ilmiah, berurutan. Silogismenya kuat sehingga mudah dimengerti dan mudah mempelajari persoalan analitis. Mereka juga cocok untuk menjelaskan kenyataan fisis seperti yang terjadi dengan sains. Dengan kekuatan pada pemikiran induktif, mereka dapat dengan mudah melihat dan mengumpulkan gejala-gejala fisis, kemudian merangkumkannya dalam suatu kesimpulan ilmiah. Maka, mereka dapat menemukan suatu hukum ataupun teori dari gejala-gejala fisis yang diteliti. Itulah yang dilakukan oleh para saintis. Mereka juga dapat dengan baik melakukan tugas sehari-hari yang berkaitan dengan negosiasi seperti jual beli, berdagang, membuat strategi memecahkan persoalan, merencanakan suatu proyek, dan sebagainya. Tokoh-tokoh yang menonjol dalam inteligensi logika-matematika misalnya Einsten (ahli fisika), John Dewey (ahli pendidikan), Bertrand Russell (filsuf), Stephen Hawking (ahli fisika), Habibi (mantan presiden Indonesia ahli pesawat terbang).

3. Keahlian spasial
Menurut Gardner, inteligensi ruang (spatial intelligence) atau kadang disebut inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti dipunyai para pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu hal/ benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkap data dalam bentuk grafik, juga kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk dan ruang. Orang yang berinteligensi spatial baik dengan mudah membayangkan benda dalam ruang berdimensi tiga, mereka mudah mengenal relasi benda-benda dalam ruang secara tepat. Meski melihat dari jauh, ia dapat memperkirakan letak benda itu. Itulah yang banyak dipunyai oleh para navigator di tengah lautan yang luas.
Orang yang memiliki inteligensi spatial tinggi punya persepsi yang tepat tentang suatu benda dengan ruang di sekitarnya, ia dapat memandang dari segala sudut. Maka, ia dapat menggambarkan kedudukan ruang dengan baik seperti para arsitek. Orang yang kuat dalam inteligensi ruang-visual dapat dengan baik melakukan pekerjaan seperti manggambar, melukis, memahat, menghargai hasil seni, membuat peta dan membaca peta, menemukan jalan dan lingkungan baru, mengerti dimensi tiga, bermain catur ataupun permainan yang membutuhkan kemampuan mengingat bentuk dan ruang. Beberapa tokoh berikut dapat dimasukan dalam kelompok berinteligensi spatial (ruang-visual) tinggi, seperti Pablo Picassa (pelukis), Affandi (pelukis di Yogyakarta), Sidharta (pemahat), dan Michaelangelo (pelukis).

4. Keahlian Tubuh-Kinestetik
Inteligensi kinestik-tubuh, menurut Gardner, adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan ide/gagasan dan perasaan guna menghasilkan atau mentransformasi sesuatu, seperti ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. 
Orang yang mempunyai inteligensi kinestik-tubuh dengan mudah dapat mengungkapkan diri dengan gerak tubuh mereka. Apa yang mereka pikirkan dan rasakan dengan mudah diekspresikan dengan gerak tubuh, dengan tarian dan ekspresi tubuh. Mereka juga dengan mudah dapat memainkan mimik, drama dan peran. Mereka dengan mudah dan cepat melakukan gerak tubuh dalam olahraga dengan segala macam variasinya. Yang sangat menonjol dalam diri mereka adalah koordinasi dan fleksibilitas tubuh yang begitu besar. Orang yang kuat dalam inteligensi kinestik-tubuh juga sangat baik dalam menjalankan operasi bila ia seorang dokter bedah. Beberapa tokoh berikut sering dimasukan dalam mereka yang berinteligensi kinestik-tubuh tinggi, yaitu Martha Graham (penari balet), Charlie Chaplin (pemain pantomim yang ulung), Dustin Hoffman (aktor film), Marcel Marceau (pemain pantomim), Kristi Yamaguchi (penari balet di atas salju), Cristiano ronaldo (pemain bola) dll.
5. Keahlian musik
Merupakan kapasitas untuk merasa, mendiskriminasi, mentransformasi, dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Dalam hidup ini memang ada orang-orang tertentu yang sungguh menonjol bakat dan kemampuannya dalam hal musik. Kita banyak mengenal para komponis musik, seperti Bach, Mozart, Beethoven yang memang sungguh jenius dalam hal musik. Di Indonesia kita juga mengenal banyak komponis musik baik klasik, rock ataupun pop. Mereka sangat mudah mengekspresikan diri dan gagasan lewat musik dan lagu. Meurut Gardner mereka memiliki inteligensi musical yang menonjol.
Gardner menjelaskan inteligensi musikal sebagai kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikamati bentuk-bentuk musik dan suara. Di dalamnya termasuk kepekaan akan ritme, melodi dan intonasi: kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi, kemampuan untuk mencipta lagu, kemampuan untuk menikmati lagu, musik dan nyanyian. 
Orang yang kuat dalam inteligensi musikal biasanya cocok untuk mengerjakan tugas sebagai komposer musik, menginterpretasikan musik, memainkan, dan memimpin pentas musik. Dan jelas mereka juga akan akan sangat senang menjadi pendengar yang baik untuk berbagai bentuk musik.

6. Keahlian Intrapersonal
Inteligensi intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri (memahami diri sendiri) dan menata kehidupan dirinya secara efektif serta kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri itu. Termasuk dalam inteligensi ini adalah kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri. Orang ini punya kesadaran tinggi akan gagasan-gagasannya, dan mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan pribadi. Ia sadar akan tujuan hidupnya. Ia dapat mengatur perasaan dan emosinya sehingga kelihatan sangat tenang.
Siswa yang menonjol dalam inteligensi intrapersonal sering kelihatan pendiam, lebih suka termenung di kelas. Bila ada waktu istirahat, kalau ada teman-teman lain bermain, ia kadang lebih suka sendirian berefleksi atau berfikir. Ia lebih suka bekerja sendiri. Bila guru memberikan tugas bebas, siswa ini kadang diam lama merenungkan tugas itu sebelum mengerjakan sendiri. Ia tidak tertarik bahwa teman-temannya mengerjakan tugas itu berkelompok. Guru yang tidak tahu sering memarahi siswa ini karena sepertinya ia tidak mendengarkan dan hanya melamun. Padahal ia sebenarnya sedang berfikir dalam.
7. Keahlian Interpersonal
Inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti/memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain serta peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang lain juga termasuk dalam inteligensi ini. Secara umum inteligensi interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang. Inteligensi ini banyak dipunyai oleh para komunikator, fasilitator, dan penggerak massa.
Siswa yang mempunyai inteligensi interpersonal tinggi mudah bergaul dan berteman. Meskipun sebagai orang baru dalam suatu kelas atau sekolah, ia dengan cepat dapat masuk ke dalam kelompok. Ia mudah berkomunikasi dan mengumpulkan teman lain. Bila dilepas seorang diri, ia akan dengan cepat mencari teman. Dalam konteks belajar, ia lebih suka belajar bersama orang lain, lebih suka mengadakan studi kelompok. Siswa ini kadang mudah berempati dengan teman yang sakit atau sedang punya masalah dan kadang mudah untuk ikut membantu. Dalam suatu kelas, bila guru memberikan pekerjaan atau tugas secara bebas, siswa-siswa yang mempunyai inteligensi interpersonal akan dengan cepat berdiri dan mencari teman yang mau diajak kerja sama.
8. Keahlian Naturalis
Merupakan inteligensi atau keahlian untuk mengamati pola-pola di alam dan memahami sistem alam dan sistem buatan manusia, usaha atau kegiatan yang cocok antara lain petani, ahli botani, ahli ekologi, ahli tanah, dsb.
Horward Gardner percaya bahwa masing-masing bentuk inteligensi dapat dihancurkan oleh pola kerusakan otak tertentu, yang masing-masing melibatkan keahlian kognitif yang unik, dan masing-masing tampak dalam cara unik baik di dalam diri orang berbakat atau idiot. Gardner juga menjadi saksi atas penyalahgunaan pendekatannya, sehingga itu ada beberapa peringatan dalam pengaplikasian pendekatannya tersebut, antara lain:
  • Tidak ada alasan untuk berasumsi bahwa setiap subjek dapat diajari secara efektif dengan delapan cara yang berbeda untuk delapan tipe inteligensi. Usaha melakukan upaya ini akan sia-sia
  • Jangan berasumsi bahwa sudah cukup mengaplikasikan tipe inteligensi tertentu. Misalnya keahlian tubuh-kinestetik, gerakan otot secara acak tidak ada kaitannya dengan memperbesar keahlian kognitif
  • Tidak ada alasan untuk percaya bahwa adalah berguna untuk menggunakan satu tipe inteligensi sebagai aktivitas pendukung saat anak-anak mengerjakan aktivitas yang berhubungan dengan tipe inteligensi yang berbeda. Mis, Gardner percaya bahwa memberi latar belakang musik saat murid memecahkan soal matematika adalah bentuk penyalahgunaan teorinya.

Selasa, 08 Maret 2011

Hobby sampingan (~o❤‿❤)~o

Hobby ini hadir secara tidak sengaja waktu SMA, jadi waktu itu kebetulan papa beli camera baru ..fujifilm finepix s1500. Berawal dari kamera baru, dan berawal dari coba-coba, sehingga semuanya terjadi ...eheh maksudnya kesukaan dan ketertarikanpun terjadi. Jadi di blog ini, saya akan memaparkan beberapa hasil foto yang saya jepret, jadi istilahnya pameran kecil-kecilan gitu hehe (ړײ
patung dewi Quan In terlihat dari samping

bunga teratai di sekitar patung dewi Quan in
 
sebenarnya kulit kerang ini ukurannya kecil, namun dengan sedikit focus yang diarahkan lebih dekat sehingga terlihat ukurannya besar
sudah mulai terlihat jelas ka bagian pool nya? sebenarnya itu kolam buatan dan ada ikannya
kulit kerang yang aku bentuk menyerupai kupu-kupu :)
patung yang unik banget di bagian bawah hotel KTM (daerah sekitar kolam renang)
 pantai Nongsa, Batam (kampung halaman) pada pagi hari 



nah ..itu tadi kan dengan bermodalkan focus, pencahayaan, dan sebagainya ...nah berikut adalah beberapa karya saya yang sering disebut dengan LIGHT PAINTING dengan teknik LOW SPEED SHUTTER
cahaya ini berasal dari senter handphone loh :)
bentuk sesuka kalian, dalam hal ini saya membentuk hati
senter berwarna merah yang juga bentuknya hati
huruf E merupakan huruf yang gampang untuk dibuat apalagi untuk pemula seperti saya hehehe


Oke itu tadi saya yang membentuk, nah sekarang saya yang menjepret dan keponakan-keponakan saya yang menggerakkan cahaya (kembang api) sesuai dengan bentuk kesukaannya mereka
bentuk apa ini?? lingkaran?? huruf O? hmmm
awalnya keponakan saya ini mau membentuk hati, tapi ya memang setengah jadi alias tidak berhasil hahaa

nah ini nih ya berhasil! bentuk bintang, selamat ya keponakanku sayaang 


kira-kira siapa sih tersangka alias keponakan-keponakan yang melakukan yang di atas tadi? hehe, yiuuk mari dikenalin: 
namanya Eben, umurnya ya palingan 4 atau 5 tahun deh hhi
nah ini kakanya, namanya Nanda umurnya 13 tahun
sebenernya ..tersangkanya ada 3 orang, tapi yang satu lagi ma ogah buat difoto hihi, pemalu :) ..
nah mengenai light painting, gimana sih caranya?? oke saya kasih tau ya gimana langkah-langkahnya, pokonya kita ga harus punya kamera yang SLR kok ..kamera yang ada Low Speed shutternya aja udah cukup. Yuk capcius kita ke langkah-langkahnya :
1. sediakan kamera

2. tempatkan kamera pada posisi yang tidak goyang agar hasil jepretan menjadi maksimal
3. atur speed pada camera
4. redupkan lampu, usahakan kamu mencoba dalam keadaan ruangan atau cahaya yang sedikit.. semakin gelap hasil cahaya akan tampak lebih menonjol
5. gerakkan sesuai dengan keinginan kamu
6. lihat hasilnya, dan pikirkan kembali bentuk kesukaan kamu
SELAMAT MENCOBA YAAAA!!

Perkembangan Bahasa

Apa Itu Bahasa?

Bahasa merupakan bentuk komunikasi baik berupa lisan maupun tertulis (tanda). Semua bahasa manusia merupakan penciptaan (generatif) dan merupakan penciptaan yang tidak terbatas, maksudnya adalah manusia menciptakan sejumlah kalimat tidak terbatas yang bermakna dengan menggunakan seperangkat kata dan aturan. Aturan dalam berbahasa ada yang disebut dengan Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Semantik, dan Pragmatis. Berikut beberapa penjelasannya:
1. Fonologi
adalah sistem suata bahasa. Dalam fonologi diizinkan beberapa sekuensi bahasa seperti: sp, ba, atau ar dan melarang penggunaan zx atau qp. 
2. Morfologi
merupakan aturan untuk mengombinasikan morfem, yang merupakan serangkaian suara yang bermakna yang merupakan kesatuan bahasa terkecil. 
3. Sintaksis
adalah cara kata dikombinasikan untuk membentuk frasa dan kalimat yang bisa diterima. contoh Ayah membuat jengkel Ibu, dalam kalimat ini kita mengetahui siapa dan apa yang terjadi. 
4. Semantik 
merupakan makna dari kata atau kalimat.Contoh: Laki-laki dan pria, kata ini mempunyai makna semantik yang sama yakni berjenis kelamin laki-laki namun mempunya perbedaan dalam makna umur.
5. Pragmatis
merupakan penggunaan percakapan yang tepat. Misalkan seorang anak diminta untuk berbicara sopan daripada kata-kata yang kasar

Bahasa sangat penting peranannya dalam hubungan antara pengajar dan murid. Bahasa merupakan media yang menjembatani kegiatan pengajar dengan murid, misalkan ketika menulis, berbicara, mendengar, serta membaca. Bahasa merupakan media yang diperlukan untuk mendesripsikan masa lalu dan merencanakan masa depan.

Perencanaan Instruksional

  • Apa itu Perencanaan Instruksional 

Perencanaan Instruksional adalah pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk merencakan pelajaran. Dalam hal ini, pengajar perlu untuk merencanakan bahan apa yang akan diajarkan dan bagaimana pengajar akan mengajar. Memang sebenarnya terkadang ada situasi yang tercipta dengan spontan, namun dalam hal pelajaran- memang dirasa penting untuk direncanakan secara baik. 
    Perencanaan Instruksional ini membantu pengajar untuk lebih cermat dan teliti terhadap bahan ajar yang akan diajarkan, pengajar akan mengetahui bahan yang mana yang telah dilaksanakan dan bahan yang mana yang belum dilaksanakan (sehingga tidak terjadi pengulangan). Dengan perencanaan Instruksional ini pula, pengajar akan merasa lebih nyaman dan percaya diri saat memaparkan bahan ajarnya.
    Pada beberapa sekolah, perencanaan instruksional ini memang diwajibkan. Biasanya pengajar diperintahkan untuk membuat rencana tertulis pelajaran seminggu sebelum mengajar. Dalam hal ini, tim pengawas juga akan memperhatikan apakah pengajar melakukan kesesuaian dengan rencana bahan ajarnya.

    • Mengapa Perencanaan Instruksional perlu dilakukan?

    Berikut adalah beberapa alasan mengapa instruksi perencanaan instruksional perlu dilakukan, yakni:
    1. memastikan kepada pengajar agar materi yang diajarkan tidak terjadi pengulangan
    2. memastikan kepada pengajar agar lebih siap dan percaya diri saat perform di kelas
    3. agar menjadi bahan arsip pengajar (bukti tertulis) kepada pihak sekolah sejauh apa pengajar melakukan kewajibannya dalam menyampaikan materi
    4. agar target pengajar terhadap muridnya tersanggupi, misalkan dalam perencanaan tertulisnya pengajar membuat perencanaan bahwa materinya dijalankan setiap 2 kali seminggu dan akan selesai dalam waktu 1 bulan kemudian melakukan ujian atau test, dengan adanya perencanaan instruksional ini pengajar diharapkan mampu memenuhi perencanaan itu tanpa adanya kendala terkecuali keadaan yang memang tidak memungkinkan. 
    Perencanaan Instruksional bagi seorang pengajar merupakan bagian yang penting, karena dengan beberapa cakupan ini diharapkan pengajar mampu merencanakan mana yang merupakan tugas-tugas yang utama, serta sasaran-sasaran dalam satu semester misalnya. Serta dengan perencanaan instruksional ini, pengajar juga menjadi sosok pengajar yang sangat menentukan mau dibawa kemana sistem pengajarannya, tentunya pengajaran yang tidak keluar dari perencanaan dan sesuai dengan target awal sang pengajar.

    sumber:
    buku John W. Santrock