Senin, 30 April 2012

Laporan Pelaksanaan Micro Teaching

Kelompok 6
Anggota      :
  1. Rossa Mentari putri  (101301010)
  2. Reza Indah Pribadi  (101301014)
  3. Yoseva Okta Naibaho (101301052)
  4. Vera Gandhi (101301057)
  5. Dede Suhendri  (101301078)
  6. Olga Septania  (101301082)
Konsep : Belajar sambil bermain
Perencanaan
A.      Pendahuluan
Guru ataupun pengajar memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dan perlu diperhatikan secara serius. Tidak hanya ilmu dan pengetahuan yang dilihat dan dipelajari seorang murid terhadap gurunya, namun sikap dan moral juga akan dicontoh oleh murid. Mengajar bukanlah suatu kegiatan yang mudah, hal ini memerlukan pengetahuan dan praktik mengajar yang baik.
Ilmu Paedagogi sangat diperlukan untuk menjadi pedoman dalam mengajar. Dalam Paedagogi, mengajar bukan hanya sebatas memiliki ilmu dan menyampaikan ilmu tersebut, namun terdapat seni Paedagogi untuk mengajar. Perlu diperhatikan juga cara menyampaikan ilmu tersebut, interaksi, improvisasi, dan ekspresi. Intinya, kegiatan pembelajaran sesungguhnya merupakan kombinasi antara ilmu dan seni.
Selain itu, tidak hanya mempelajari teori Paedagogi, namun harus mengetahui dan mempelajari praktik Paedagogi. Dengan kata lain, tidak sekadar harus dipahami, melainkan juga mengetahui bagaimana cara mengaplikasikannya. Paedagogi dapat memfasilitasi dan menjadi pedoman bagi calon guru dan juga guru ataupun pengajar.
Hal ini berhubungan dengan konsep micro teaching, dimana Micro berarti kecil, terbatas, sempit. Teaching berarti mendidik atau menajar. Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya diperkecil atau disederhanakan. Hal ini memberikan kesempatan bagi pengajar untuk melatih kemampuan interaksi nya dengan murid dan juga sarana untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi pengajaran yang lebih kompleks yaitu kelas yang sebenarnya. Disinilah kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu menjadi seni mengajar dan mempraktikkan teori yang telah dipelajari.
Pelajaran yang diajarkan dalam kegiatan micro teaching ini adalah bahasa Inggris. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada zaman yang serba canggih ini, bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang sangat penting. Sebagian besar alat elektronik seperti komputer, ipad, dan lain sebagainya juga menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa perangkatnya.  Bahasa Inggris adalah world language yang dapat digunakan hampir di seluruh dunia. Sangat banyak keuntungan yang dapat diperoleh jika dapat menguasai bahasa Inggris, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. Termasuk ketika searching di dunia maya, sangat banyak artikel, karya ilmiah, ataupun hasil penelitian yang ditulis dalam bahasa Inggris yang dapat menambah wawasan kita.
Anak-anak diharapkan mempunyai kesempatan mempelajari bahasa internasional ini sejak dini. Jika sejak kecil sudah dipelajari, maka akan menjadi bekal yang sangat berguna baginya setelah dewasa. Oleh sebab itulah, pelajaran yang diberikan dalam kegiatan micro teaching ini adalah bahasa Inggris. Tingkat kesulitan yang diberikan juga disesuaikan dengan kemampuan mereka. Tujuan pelaksanaan micro teaching ini salah satunya adalah agar anak dapat lebih termotivasi lagi untuk belajar bahasa Inggris setelah mereka mengetahui pentingnya bahasa Inggris untuk masa depan mereka.
B.      Landasan Teori
Paedagogi praktis
Penting untuk kita ketahui bahwa Paedagogi bukan hanya sekedar memahami pengertiannya, namun  juga bagaimana pengaplikasiannya. Hal inilah yang melahirkan apa yang disebutkan sebagai Paedagogi Praktis. Salah satu fungsi penelitian paedagogis adalah untuk memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan bila perlu memodifikasi paedagogi. Tujuan ini melahirkan paedagogi praktis.
The application on our micro teaching activity
Kita semua telah mengetahui bagaimana keberadaan paedagogi itu, sekarang tinggal bagaimana kita mengaplikasikannya. Ada beberapa pengaplikasian berdasarkan unsur paedagogis dalam kegiatan microteaching yang kami lakukan. Sebagai contoh bagaimana kami sebagai tim pengajar membentuk sebuah konsep mengajar kepada anak-anak agar mereka memahami materi ajar. Dalam hal ini, kami mengadakan beberapa tahapan untuk dapat memahami beberapa pekerjaan dalam bahasa Inggris. Kami memulai dengan:
  1. Menunjukkan media ajar : Media ajar dalam artian kami sengaja menyiapkan gambar pendukung. (cth: gambar seorang pilot kemudian pada bagian bawah tertera bahasa Inggris dari Pilot yakni PILOT).
  2. Memberikan contoh cara membaca : Kami kemudian membacakan dengan jelas dan tegas bagaimana kata “PILOT” dalam bahasa Inggris dibacakan.
  3. Mengajak peserta didik untuk mengulang bagaimana cara membacakan kata “PILOT”
  4. Meminta peserta didik untuk mengeja ke dalam bahasa Inggris.
Tahapan ini kami lakukan karena penting untuk menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik, agar tidak juga terlalu cepat dalam memberikan bahan ajar dan juga tidak terlalu lambat sehingga peserta didik mampu memahami dan mengingat untuk selanjutnya.
Prinsip-prinsip Proses Paedagogis
Beberapa prinsip-prisip Paedagogis adalah:
1. Kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses paedagogis (Addine, 2001), dalam artian bahwa setiap proses paedagogis harus terstruktur. Seperti apa yang telah kami lakukan, bahwa kami membagi proses mengajar kami menjadi 3 bagian yakni:
  • Ice breaking atau pengenalan
Dalam bagian ini kami masing-masing sebagai pendidik memperkenalkan diri kemudian juga kami meminta para peserta didik untuk memperkenalkan diri mereka. Kami juga menanyakan bagaimana ketertarikan mereka terhadap pelajaran Bahasa Inggris, bagaimana nilai yang mereka peroleh di sekolah untuk setiap mata pelajaran Bahasa Inggris, dll. Hal ini kami lakukan tentunya dengan maksud agar antara kami sebagai pengajar dan para peserta didik dimulai dengan sesuatu yang ringan sehingga untuk proses selanjutnya akan menjadi lancar.
  • Memasuki materi ajar
Bagian yang kedua ini sudah kami mulai dengan materi ajar. Dimana kami mulai dengan menunjukkan media ajar (gambar), kami membacakanpronunciation atau bagaimana cara pelafalan kata-kata dalam bahasa Inggris, kemudian meminta peserta didik untuk mengeja, selanjutnya meminta mereka untuk menuliskan kalimat menggunakan kata-kata yang sudah dipaparkan sebelumnya. Peserta didik yang aktif (yang mampu menjawab, mau menulis kalimat di papan tulis) kami berikan bintang sebagai penghargaan.
  • Penutup
Pada bagian ini kami mengadakan games, nah ini adalah hal yang paling dinantikan oleh peserta didik kami. Games kami berikan untuk membukakan suatu pelajaran bagi mereka. Pada akhir dari games, kami meminta beberapa anak untuk memberikan pendapat mereka mengenai pelajaran apa yang mereka dapatkan melalui games yang kami berikan (dalam hal ini games yang kami berikan adalah estafet karet) dan para peserta didik banyak memberikan pendapat dimana games ini mengajarkan mereka untuk mengontrol emosi mereka, mengikat kebersamaan, kesabaran, dsb hingga pada bagian akhir kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi para peserta didik pada hari itu.
2. Adanya kekhususan atau karakteristik yang berbeda pada setiap anggota yang memiliki hak untuk dipertimbangkan dan dihormati
Dalam proses micro teaching yang kami lakukan, terdapat beberapa anak yang sangat aktif dan bahkan ada yang sangat pemalu. Kami tentunya berusaha untuk memberikan taktik-taktik tertentu. Misalkan untuk anak yang sangat aktif, kami tidak menutup kesempatan untuk mereka mengutarakan jawaban atau komentar mereka namun pada sesi yang lain kami juga membatasi si penjawab dengan maksud agar anak lain yang belum menjawab juga mempunyai kesempatan untuk menjawab. Sedangkan untuk anak yang sangat pemalu, kami secara khusus sering menyebut nama mereka untuk menjawab atau sekedar memberikan komentar, terkadang kami juga perlu usaha yang extra untuk meminta mereka menjawab seperti membujuk mereka, mendekati kursi mereka dan meminta mereka menjawab, atau sekedar membisikkan kepada mereka kata-kata semangat kalau mereka juga mampu seperti anak-anak lain untuk menjawab pertanyaan tersebut.
3. Istilah pendidik dan pengajar tidak dapat dipertukarkan tetapi saling melengkapi
Prinsip ini mengarah kepada pengertian bahwa ketika seseorang menempuh pendidikan, maka ia harus menjalani proses pembelajaran yang baik.
4. Proses paedagogis menggamit prinsip bahwa domain kognitif dan afektif tidak bisa berada dalam suasana yang kering
Hal ini berarti bahwa proses paedagogis harus terstruktur berdasarkan kesatuan dan hubungan antara kondisi manusia. Jadi seorang peserta didik mungkin saja mempunyai pemahaman sendiri bagaimana dunia di sekitarnya dan dunianya sendiri sehingga pemahaman inilah yang tentunya akan mempengaruhi bagaimana mereka bertindak serta merasakan sesuatu.
5. Masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi dan kepribadian saling terkait satu sama lain.
C.      Alat dan Bahan
Dalam melakukan microteaching ini, adapun alat dan bahan yang kami perlukan yaitu :
  1. Gambar (alat peraga)
  2. White Board dan Spidol
  3. Kamera digital
  4. Sedotan
  5. Karet gelang
  6. Bintang dari kertas
  7. Beberapa hadiah (reward)
D.      Peserta
Yang akan menjadi peserta dalam kegiatan microteaching ini adalah anak-anak sekolah minggu di Gereja Katolik Santa Maria Ratu Rosario (Jl. Binjai Km 8,5), yang berjumlah 10 anak.
E.      Jadwal Kegiatan
F.      Biaya yang Dikeluarkan
Reward Bolu
Laminating
Tissue
Rp. 13.500,- Rp. 32.000,-
Rp. 35.000,-
Rp. 2.750,-
Total Rp. 83.250,-
G.     Laporan
Microteaching yang telah dilaksanakan oleh kelompok kami berjalan lancar. Mulai dari perancanaan hingga pelaksanaan. Adapun hasil yang dapat kami sampaikan selama microteaching adalah anak-anak merupakan individu yang sangat pemalu ketika bertemu dengan orang yang baru ia kenal. Namun setelah saling mengenal beberapa saat mereka akan sangat bersemangat dan enerjik. Seperti yang kami alami ketika melaksanakan microteaching, pada awalnya untuk meminta mereka mengenalkan diri di depan kelas saja sangat sulit. Namun kami terus berusaha mendekatkan diri dengan mereka dengan melakukan icebreaking di awal pertemuan agar suasana mencair seperti bernyanyi bersama, menanyakan latar belakang pendidikan mereka, sudah sampai mana mereka mempelajari bahasa Inggris karena itu merupakan bahan ajar kami selama microteaching.
Setelah melakukan icebreaking, kami mulai memasuki sesi belajar. Mereka mulai bersemangat merespon kami. Setiap ada pertanyaan mereka berebut menjawabnya walaupun masih ada beberapa yang masih malu-malu. Kemudian kami mulai memancing semangat mereka lagi dengan memberikan reward setiap jawaban pertanyaan benar atau berani mempraktekkan percakapan bahasa Inggris di depan kelas.
Selesai sesi belajar, kami memasuki sesi akhir yaitu game. Sepertinya ini merupakan sesi favorit mereka dan yang paling ditunggu-tunggu. Mereka sangat bersemangat hingga kelas menjadi kurang kondusif pada awal sesi ini. Namun kami berhasil menanganinya hingga game ini berjalan mulus dan menyenangkan.
Akhirnya micro teaching pun selesai. Kami memberikan reward seadanya pada adik-adik peserta microteaching sebagai rasa terima kasih kami pada mereka yang telah mau meluangkan waktu untuk bersedia menjadi peserta microteaching ini. Kemudian ditutup dengan salam-salaman.
Dari praktiknya, kami telah mencoba melakukan pedagogi praktis yang menjadi salah satu dasar kami dalam melakukan microteaching ini. Kemudian kami melakukan beberapa prinsip pedagogis seperti membuat materi yang terstruktur mulai dari pengenalan hingga akhir sesi yang berhubungan dengan bahasa Inggris. Kami juga telah berusaha menjadi komunikator yang baik agar peserta dapat mengerti dan mengikuti microteaching sesuai dengan apa yang diharapkan jika dihubungkan dengan landasan teori yang digunakan.
H.      Evaluasi
Dari perencanaan hingga pelaksanaan microteaching ini memang ada banyak yang tidak sesuai harapan. Seperti pelaksanaan yang telah direncanakan dilakukan di minggu pertama april harus bergeser ke minggu ketiga april tepatnya seusai ujian tengah semester. Ini terjadi karena anggota kelompok sibuk dengan persiapan menghadapi ujian hingga kami sepakat melakukan pelaksanaan seusai ujian. Karena pengunduran pelaksanaan, berimbas juga pada pengolahan hasil microteaching, edit video, dan lain-lain. selain itu, peserta didik pada awalnya adalah siswa tk menjadi anak sekolah minggu salah seorang anggota kelompok. Pertukaran terjadi karena sudah adanya kepastian dari anak-anak sekolah Minggu ini, sehingga kami tidak perlu membuatkan surat izin lagi dari kampus. Tapi dari pelaksanaannya tidak ada kendala yang menghambat prosesnya seperti yang telah dikemukakan pada bagian Laporan.
I.       Testimoni
Dede Suhendri
Seru dan melelahkan! Seru mengajar anak-anak yang lucu dan menggemaskan. Anak-anak yang kami ajarkan juga aktif, sehingga proses belajar mengajar pun sangat menyenangkan. Memberi reward jika menjawab dengan baik dan benar, bernyanyi, bermain games, seru deh pokoknya. Melelahkan, karena perjalanan jauh, mempersiapkan apa yang perlu dipersiapkan, ngajarnya sore hari, pulang malam hari. Hehehe..
Yoseva Okta Marini
Menurut saya , kegiatan microteaching ini sangat menantang dan menyenangkan pastinya. Adapun yang menjadi partisipannya adalah anak sekolah minggu digereja saya dimana saya yang menjadi pembina mereka. Jadi mereka sudah akrab tentunya dengan saya, dan saat belajar pun mereka tidak terlalu kaku dan tegang. It’s Fun :)
Vera Gandhi
Kalau tidak ada kegiatan micro teaching, sepertinya aku akan melewati mata kuliah paedagogi ini dengan hanya teori saja yang terisi di kepala, yang mungkin juga akan kulupakan di semester berikutnya. Hehe.. Melakukan kegiatan ini memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat teori yang telah dipelajari menjadi berguna. Esensi ketika teori tersebut hanya dibaca saja dengan saat teori tersebut akan diaplikasikan, terasa sangat berbeda. Pada awalnya terasa sedikit sulit mencari cara bagaimana menerapkannya, apalagi ada beberapa bagian dari teori yang agak susah dimengerti. Tetapi dengan adanya diskusi kelompok dan setiap orang berusaha menyumbangkan ide-idenya, akhirnya kami dapat merampungkan aktivitas ini dengan sukses. =D
Reza Indah Pribadi
Banyak hal yang saya rasakan ketika melakukan microteaching ini. Mulai dari perencanaan konsep yang harus dibuat dengan hati-hati hingga pelaksanaan yang melelahkan namun seru. Perencanaan kami lakukan dengan penuh pertimbangan agar tetap dapat dilakukan dalam konteks teori dalam pedagogi. Tidak sembarangan, begitulah singkatnya. Merencanakan semuanya mulai dari siapa yang akan diajar, konsep, jadwal, urutan teaching, apa yang akan diajarkan, reward yang diberikan, dan lain sebagainya. Itu semua dilakukan dalam diskusi berkali-kali. Bagian pelaksanaan merupakan bagian yang paling dinanti tentunya. Ada sekitar 10 orang anak dengan latar belakang pendidikan mulai dari sd hingga smp. Tentunya ada banyak juga sifat-sifat mereka yang harus dihadapi selama proses pengajaran. Ada yang pemalu, nakal, cerewet, dan berani. Sudah menjadi tugas kami untuk dapat mengajar dan mengaplikasikan teori pedagogi dalam keberagaman tersebut. Itulah yang menjadikannya menarik dan tidak membosankan. Ketika menghadapi anak pemalu kami harus bisa memotivaisnya untuk berani tampil ketika diminta atau hanya sekedar memberi pendapatnya. Untuk anak yang cerewet dan berani kami berusaha memberi kesempatan untuknya mengeluarkan sifatnya itu seperti memintanya bercerita di kelas. Walaupun pada awalnya suasana masih kaku, kami berusaha mengadakan ice breaking agar mereka merasa nyaman selama proses microteaching berlangsung. Akhirnya mereka merasa cukup nyaman dan aktif sehingga membuat kelas tidak membosankan dan menarik untuk diajari.
Olga Septania
Microteaching yang kita adakan kemarin merupakan kegiatan yang sangat menarik. Awalnya saya berpikir kalau kegiatan ini akan sangat mudah untuk dijalankan, ternyata pada kenyataanya berjalan sedikit kompleks. Kemarin kami mengajar sekita 10-12 orang anak-anak dari kelas 1 SD-1SMP. Begitu banyak jenis kepribadian anak-anak yang kami ajar, mulai dari yang sangat berani sampai kepada anak yang sangat pemalu. Ada yang sangat suka untuk menjawab pertanyaan (kalau perlu semua pertanyaan ingin dijawabnya) tetapi ada yang lebih memilih untuk duduk diam sambil terpaku dengan penjelasan kami. Kegiatan microteaching ini merupakan kegiatan yang sangat menantang, kami ditantang untuk menjadi pengajar yang mengerti bahan ajar dan bagaimana kami mentransformasikan ilmu kepada peserta didik. Kami ditantang juga untuk dapat berimprovisasi saat berada di kelas, ada kalanya peserta didik ingin diberikan stimulus yang lain (lain dari yang kami ajarkan) sehingga kami perlu memikirkan stimulus lain agar mereka merespon. Kegiatan kemarin sangat melatih kami menjadi pengajar yang bijak, kami berusaha untuk tetap terstruktur juga  harus berusaha agar tetap fleksibel dengan keadaan kelas. Kegiatan yang sudah kami rencanakan dari awal hingga akhir berjalan cukup lancar, tidak banyak hambatan yang membuat kami putus asa. Overall saya sangat beruntung pernah menjadi bagian dari kegiatan microteaching ini, saya belajar bahwa dalam mentransformasikan sebuah ilmu tidak diharuskan untuk menjalani suatu proses yang sangat kompleks dan menyulitkan tetapi cukup dengan cara yang sederhana namun tujuan yang tercapai yakni agar peserta didik mengerti dengan bahan ajar namun walaupun kemasan atau proses pengajaran yang sederhana.
Rosa Mentari Putri
3 kata yang bisa menggambarkan kegiatan micro teaching yang telah dilakukan kemarin : pengalaman, tantangan, dan pembelajaran. Hal ini tentu saja menjadi pengalaman yang sangat sangat sangat berharga untuk saya. Kegiatan ini adalah pengalaman pertama saya dalam mengajar secara formal walaupun tetap dalam suasana santai. Hal ini juga menjadi tantangan dalam menaklukan hati anak-anak yang beraneka ragam, ada yang manis, pintar, aktif, maupun pasif. Tantangan dalam mencari cara agar mereka lebih aktif dan dapat menerima pelajaran dengan baik. Dan hal ini menjadi pembelajaran agar ketika mengajar dilain waktu menjadi lebih baik, dan telah mengantongi beberapa taktik mengajar yang sepertinya disukai anak-anak. Hehehe.
J.     Dokumentasi Video


Selasa, 24 April 2012

Action Plan

Kelompok 6
 
 
Anggota               : Rossa Mentari Putri     (101301010)
                             Dede Suhendri             (101301078)
                             Olga Septania              (101301082)
                         
Konsep                : Belajar sambil bermain

Perencanaan
      A.      Pendahuluan
 
Guru ataupun pengajar memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dan perlu diperhatikan secara serius. Tidak hanya ilmu dan pengetahuan yang dilihat dan dipelajari seorang murid terhadap gurunya, namun sikap dan moral juga akan dicontoh oleh murid. Mengajar bukanlah suatu kegiatan yang mudah, hal ini memerlukan pengetahuan dan praktik mengajar yang baik.
Ilmu Paedagogi sangat diperlukan untuk menjadi pedoman dalam mengajar. Dalam Paedagogi, mengajar bukan hanya sebatas memiliki ilmu dan menyampaikan ilmu tersebut, namun terdapat seni Paedagogi untuk mengajar. Perlu diperhatikan juga cara menyampaikan ilmu tersebut, interaksi, improvisasi, dan ekspresi. Intinya, kegiatan pembelajaran sesungguhnya merupakan kombinasi antara ilmu dan seni.
Selain itu, tidak hanya mempelajari teori Paedagogi, namun harus mengetahui dan mempelajari praktik Paedagogi. Dengan kata lain, tidak sekadar harus dipahami, melainkan juga mengetahui bagaimana cara mengaplikasikannya. Paedagogi dapat memfasilitasi dan menjadi pedoman bagi calon guru dan juga guru ataupun pengajar.
Hal ini berhubungan dengan konsep micro teaching, dimana Micro berarti kecil, terbatas, sempit. Teaching berarti mendidik atau menajar. Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya diperkecil atau disederhanakan. Hal ini memberikan kesempatan bagi pengajar untuk melatih kemampuan interaksi nya dengan murid dan juga sarana untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi pengajaran yang lebih komplek yaitu kelas yang sebenarnya. Disinilah kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu menjadi seni mengajar dan mempraktikkan teori yang telah dipelajari.
Pelajaran yang diajarkan dalam kegiatan micro teaching ini adalah bahasa Inggris. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada zaman yang serba canggih ini, bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang sangat penting. Sebagian besar alat elektronik seperti komputer, ipad, dan lain sebagainya juga menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa perangkatnya.  Bahasa Inggris adalah world language yang dapat digunakan hampir di seluruh dunia. Sangat banyak keuntungan yang dapat diperoleh jika dapat menguasai bahasa Inggris, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. Termasuk ketika searching di dunia maya, sangat banyak artikel, karya ilmiah, ataupun hasil penelitian yang ditulis dalam bahasa Inggris yang dapat menambah wawasan kita.
Anak-anak diharapkan mempunyai kesempatan mempelajari bahasa internasional ini sejak dini. Jika sejak kecil sudah dipelajari, maka akan menjadi bekal yang sangat berguna baginya setelah dewasa. Oleh sebab itulah, pelajaran yang diberikan dalam kegiatan micro teaching ini adalah bahasa Inggris. Tingkat kesulitan yang diberikan juga disesuaikan dengan kemampuan mereka. Tujuan pelaksanaan micro teaching ini salah satunya adalah agar anak dapat lebih termotivasi lagi untuk belajar bahasa Inggris setelah mereka mengetahui pentingnya bahasa Inggris untuk masa depan mereka.


B.     
Landasan Teori
 Paedagogi praktis
     Penting untuk kita mengetahui bahwa Paedagogi bukan hanya sekedar kita mengetahui serta memahami pengertiannya namun bagaimana pengaplikasiannya. Nah hal inilah yang melahirkan apa yang disebutkan sebagai Paedagogi Praktis. Salah satu fungsi penelitian paedagogis adalah untuk memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan bila perlu memodifikasi paedagogi. Tujuan ini melahirkan paedagogi praktis.
  Based on our micro teaching activities (eaaaaak!)
      Kita semua telah mengetahui bagaimana keberadaan paedagogi itu nah sekarang tinggal bagaimana kita mengaplikasikannya. Berdasarkan kegiatan micro teaching yang kita lakukan ada beberapa pengaplikasian berdasarkan unsur paedagogis. Sebagai contoh bagaimana kita sebagai tim pengajar membentuk sebuah konsep mengajar kepada anak-anak agar mereka memahami materi ajar. Dalam hal ini, kemaren kami mengadakan beberapa tahapan untuk dapat memahami beberapa pekerjaan dalam bahasa Inggris. Kami memulai dengan:
1.       Menunjukkan media ajar
Media ajar dalam artian kami sengaja menyiapkan gambar pendukung (cth: gambar seorang pilot kemudian pada bagian bawah tertera bahasa Inggris dari Pilot yakni PILOT)
2.       Memberikan contoh cara membaca
Kami kemudian membacakan dengan jelas dan tegas bagaimana kata “PILOT” dalam bahasa Inggris dibacakan
3.       Mengajak peserta didik untuk mengulang bagaimana cara membacakan kata “PILOT”
4.       Meminta peserta didik untuk mengeja ke dalam bahasa Inggris
Nah tahapan ini kami lakukan karena penting untuk menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik, agar tidak juga terlalu cepat dalam memberikan bahan ajar dan juga tidak terlalu lambat sehingga peserta didik mampu memahami dan mengingat untuk selanjutnya.
- Prinsip-prinsip Proses Paedagogis
Beberapa prinsip-prisip Paedagogis adalah:
1.       Kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses paedagogis (Addine, 2001), dalam artian bahwa setiap proses paedagogis harus terstruktur. Seperti apa yang telah kami lakukan, bahwa kami membagi proses mengajar kami menjadi 3 bagian yakni:


§  Ice breaking atau pengenalan
Dalam bagian ini kami masing-masing sebagai pendidik memperkenalkan diri kemudian juga kami meminta para peserta didik untuk memperkenalkan diri mereka. Kami juga menanyakan bagaimana ketertarikan mereka terhadap pelajaran Bahasa Inggris, bagaimana nilai yang mereka peroleh di sekolah untuk setiap mata pelajaran Bahasa Inggris, dll. Hal ini kami lakukan tentunya dengan maksud agar antara kami sebagai pengajar dan para peserta didik dimulai dengan sesuatu yang ringan sehingga untuk proses selanjutnya akan menjadi lancar
§  Memasuki materi ajar
Bagian yang kedua ini sudah kami mulai dengan materi ajar. Dimana kami mulai dengan menunjukkan media ajar (gambar), kami membacakan pronunciation atau bagaimana cara pelafalan kata-kata dalam bahasa Inggris, kemudian meminta peserta didik untuk mengeja, selanjutnya meminta mereka untuk menuliskan kalimat menggunakan kata-kata yang sudah dipaparkan sebelumnya. Peserta didik yang aktif (yang mampu menjawab, mau menulis kalimat di papan tulis) kami berikan bintang sebagai penghargaan
§  Penutup
Pada bagian ini kami mengadakan games, nah ini adalah hal yang paling dinantikan oleh peserta didik kami. Games kami berikan untuk membukakan suatu pelajaran bagi mereka. Pada akhir dari games, kami meminta beberapa anak untuk memberikan pendapat mereka mengenai pelajaran apa yang mereka dapatkan melalui games yang kami berikan (dalam hal ini games yang kami berikan adalah estafet karet) dan para peserta didik banyak memberikan pendapat dimana games ini mengajarkan mereka untuk mengontrol emosi mereka, mengikat kebersamaan, kesabaran, dsb hingga pada bagian akhir kami mengucapkan terimakasih atas partisipasi para peserta didik pada hari itu
2.       Adanya kekhususan atau karakteristik yang berbeda pada setiap anggota yang memiliki hak untuk dipertimbangkan dan dihormati
Dalam proses micro teaching yang kami lakukan, terdapat beberapa anak yang sangat aktif dan bahkan ada yang sangat pemalu. Kami tentunya berusaha untuk memberikan taktik-taktik tertentu. Misalkan untuk anak yang sangat aktif, kami tidak menutup kesempatan untuk mereka mengutarakan jawaban atau komentar mereka namun pada sesi yang lain kami juga membatasi si penjawab dengan maksud agar anak lain yang belum menjawab juga mempunyai kesempatan untuk menjawab. Sedangkan untuk anak yang sangat pemalu, kami secara khusus sering menyebut nama mereka untuk menjawab atau sekedar memberikan komentar, terkadang kami juga perlu usaha yang extra untuk meminta mereka menjawab seperti membujuk mereka, mendekati kursi mereka dan meminta mereka  menjawab, atau sekedar membisikkan kepada mereka kata-kata semangat kalau mereka juga mampu seperti anak-anak lain untuk menjawab pertanyaan tersebut.
3.       Istilah pendidik dan pengajar tidak dapat dipertukarkan tetapi saling melengkapi
Prinsip ini mengarah kepada pengertian bahwa ketika seseorang menempuh pendidikan, maka ia harus menjalani proses pembelajaran yang baik
4.       Proses paedagogis menggamit prinsip bahwa domain kognitif dan afektif tidak bisa berada dalam suasana yang kering
Hal ini berarti bahwa proses paedagogis harus terstruktur berdasarkan kesatuan dan hubungan antara kondisi manusia. Jadi seorang peserta didik mungkin saja mempunyai pemahaman sendiri bagaimana dunia di sekitarnya dan dunianya sendiri sehingga pemahaman inilah yang tentunya akan mempengaruhi bagaimana mereka bertindak serta merasakan sesuatu
5.       Masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi dan kepribadian saling terkait satu sama lain
C.      Alat dan Bahan
Dalam melakukan microteaching ini, adapun alat dan bahan yang kami perlukan yaitu :
1.       Gambar (alat peraga)
2.       White Board dan Spidol
3.       Kamera digital
4.       Sedotan
5.       Karet gelang
6.       Bintang dari kertas
7.       Beberapa hadiah (reward)
 
D.      Peserta
Yang akan menjadi peserta dalam kegiatan microteaching ini adalah anak-anak sekolah minggu di Gereja Katolik Santa Maria Ratu Rosario (Jl. Binjai Km 8,5), yang berjumlah sebanyak 10 anak.
 
E.  Jadwal Kegiatan
 

 
F. Taksiran Biaya  
 
Alat dan bahan : 50.000,-
Reward            : 50.000,- 

Senin, 23 April 2012

Komentar perkuliahan 23 April 2012

Hari ini merupakan hari pertama perkuliahan Paedagogi setelah kami menjalani UTS, dan hari ini pula saya merasa sangat tidak beruntung karena tidak dapat menghadiri perkuliahan yang dibimbing oleh Ibu Dina. Sebelumnya saya minta maaf sebesar-besarnya kepada ibu Dina atas ketidakhadiran saya tersebut. Keputusan ini saya ambil karena keadaan saya yang kurang fit hingga terkena demam tidak memungkinkan rasanya untuk saya menghadiri perkuliahan yang dimulai pukul 08:00. Namun saya tetap merasa perlu menanyakan mengenai apa saja yang terjadi saat perkuliahan tadi berlangsung. Banyak hal yang diberitahukan oleh teman-teman saya mengenai kegiatan belajar di kelas tadi. Salah satunya adalah bahwa mereka mengadakan remedial untuk soal-soal UTS yang kami laksanakan secara online beberapa pekan yang lalu. Saya merasa benar-benar tidak beruntung, karena saya juga memang ingin sekali memperbaiki beberapa jawaban namun memang itulah resiko ketika saya pun kurang menjaga tubuh saya, remedial itu dibatasi hingga pukul 10 pagi dan tentu saya harus menerima bahwa saya tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan remedial. 
Hal lain yang juga disampaikan teman-teman saya adalah ketika Ibu Dina begitu kecewa ketika tidak satupun di antara mahasiswa di kelas yang dapat menjawab pertanyaan Bu Dina, hingga Bu Dina memutuskan untuk keluar dari kelas dengan kontrol kelas dikendalikan oleh komting. Dalam hal ini saya benar-benar belajar dan juga membayangkan kalau saya berada di kelas saya akan mencoba sebisa mungkin untuk dapat menjawab pertanyaan bu Dina. 
Apa yang dilakukan oleh Bu Dina pasti bukanlah tanpa sebab, beliau memberikan kami reward ketika kami memang memunculkan perilaku yang perlu untuk ditingkatkan (misalkan mengerjakan tugas dengan baik, atau menjawab pertanyaan) dan memberikan punishment ketika memang kami menghadirkan perilaku yang tidak seharusnya (contohnya saja ketika tidak ada seorangpun yang dapat menjawab pertanyaan). Hari ini saya belajar beberapa hal, bahwa saya selaku mahasiswa bertanggung jawab atas apa yang menjadi tanggung jawab saya seperti hal nya tubuh yang sehat dan saya harus belajar untuk semakin memperdulikan kesehatan agar saya dapat mengikuti perkuliahan dan tentunya mendapatkan sesuatu yang berharga di kelas dan satu hal juga yang penting adalah bahwa kami sebagai mahasiswa tentunya dituntut untuk aktif baik di dalam maupun di luar kelas, hal ini tentunya akan menjadikan kami sebagai seorang yang bijak dalam mengatasi permasalahan-permasalahan, isu-isu penting, serta memberikan feedback yang diharapkan oleh dosen-dosen pengampu

Senin, 09 April 2012

ACTION PLAN

Action Plan atau rencana tindak merupakan sebuah tindakan yang dilakukan secara sistematis dalam hal pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan dan kegiatan lainnya. Nah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyusunan sebuah rencana tindak, antara lain:
1.Menyusun sejumlah program kegiatan dalam rangka peningkatan ProfesionalismePengembang Kurikulum berdasarkan skala prioritas bagi satuan pendidikan yang akan dibina. 
2.Menetapkan target pencapaian (tujuan) sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan 
3.Merumuskan indikator pencapaian keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan
4.Menentukan perkiraan waktu pelaksanaan kegiatan tersebut akan dilakukan 
5.Menentukan materi pembinaan yang akan diberikan
6.Menentukan unsur-unsur yang terlibat sesuai dengan kapasitasnya, misalnya sebagai peserta, nara sumber, dsb 
7.Menentukan siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program 
8.Menentukan sumber dana untuk menunjang pelaksanaan program 
9.Hal-hal lain yang dianggap perlu

OBSERVASI DAN PERENCANAAN MENGAJAR

Perencanaan program belajar mencakup kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan isi / materi pelajaran yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar dan merumuskan sumber belajar / media pembelajaran yang akan digunakan serta merumuskan evaluasi belajar. Fungsi perencanaan program belajar adalah sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman siswa dalam kegiatan belajar yang disusun secara sistematis dan sistemik. Perencanaan program belajar harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan, materi, kegiatan belajar dan evaluasi.
Rencana pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek yang dilakukan oleh guru untuk dapat memperkirakan berbagai tindakan yang akan dilakukan di kelas atau di luar kelas. Perencanaan pembelajaran tersebut perlu dilakukan agar guru dapat mengkoordinasikan berbagai komponen pembelajaran yang berorientasi (berbasis) pada pembentukan kompetensi siswa, yakni kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian berbasis kelas (PBK). Kompetensi dasar berfungsi untuk memberikan makna terhadap kompetensi dasar. Indikator hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur ketercapaian kompetensi. Sedangkan PBK sebagai alat untuk mengukur pembentukan kompetensi serta menentukan tindakan yang harus dilakukan jika kompetensi standar belum tercapai.
Prinsip perencanaan pengajaran yang harus diperhatikan adalah:
  • Perencanaan pengajaran harus berdasarkan kondisi siswa.
  • Perencanaan pengajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
  • Perencanaan harus memperhitungkan waktu yang tersedia
  • Perencanaan pengajaran harus merupakan urutan kegiatan belajar – mengajar yang sistematis.
  • Perencanaan pengajaran bila perlu lengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan atau lembar observasi.
  • Perencanaan pengajaran harus bersifat fleksibel.
Prosedur Pengembangan Program Pembelajaran :
  • Program pengajaran di sekolah dilaksanakan dalam jangka waktu belajar tertentu. Program pengajaran yang menjadi tugas guru yaitu menyusun program pengajaran tahunan, program pengajaran semester dan program mingguan atau harian, yang disebut program persiapan mengajar.
  • Program pengajaran di sekolah harus dilakukan secara beruntut, sehingga harus dibuat pembagian jam mata pelajaran dalam artian setiap tatap muka pertama dan selanjutnya harus ada kesinambungan yang terkait. A) PROGRAM PEMBELAJARAN
    1)  PROGRAM TAHUNAN
    Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan(SK dan KD)yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa.
    Penentuan alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa.
    Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan program ini telah dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran sebelum tahun ajaran karena merupakan pedomkan bagi pengembangan program-program berikutnya.
    2)  PROGRAM SEMESTER
    Program semester adalah program pengajaran yang harus dicapai selama satu semester, selama periode ini diharapkan para siswa menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai satu kesatuan utuh. Program semester dijabarkan dari Garis – Garis Besar Program Pengajaran pada masing-masing bidang studi / mata pelajaran, di dalamnya terdiri atas: pokok bahasan / sub-pokok bahasan, alokasi waktu, dan alokasi pertemuan kapan pokok bahasan / sub-pokok bahasan tersebut disajikan.
    3)  RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembvelajaran. RPP disusun untuk satu kompetensi dasar.
    B) PEMBAGIAN JAM MATA PELAJARAN
    Menyusun jadual pelajaran adalah salah satu  kegiatan dalam manajemen kurikulum di sekolah pada proses pengorganisasian (organizing). Pekerjaan tersebut umumnya dilakukan oleh petugas khusus penyusun jadual (di Sekolah Dasar), Seksi Kurikulum (di SMP), atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum (di SMA/SMK/MA). Jadual pelajaran berfungsi sebagai pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa.
    Di dalam jadual pelajaran menjabarkan seluruh program pengajaran di sekolah, karena dengan melihat jadual pelajaran akan diketahui:
    1)    mata pelajaran apa yang akan diajarkan,
    2)    kapan pelajaran itu diajarkan,
    3)    di mana (ruang) pelajaran diajarkan, dan
    4)    siapa (guru) yang mengajar pada suatu kelas tertentu selama satu minggu.
    Jadual pelajaran dibedakan menjadi dua macam yaitu jadual pelajaran umum dan jadual pelajaran khusus. Jadual pelajaran umum memuat pengaturan pemberian mata pelajaran pada seluruh kelas dan menunjukkan pembagian waktu mengajar bagi seluruh guru di sekolah itu.
    Sedangkan jadual pelajaran khusus adalah kegiatan pemberian mata pelajaran yang hanya berlaku bagi suatu kelas tertentu/sekelompok siswa tertentu pada hari-hari tertentu. Mengingat menyusun jadual pelajaran harus dibutuhkan ketelitian,ketelatenan, serta dihasilkan jadual yang memperlancar proses pembelajaran untuk mempercepat  ketercapaian tujuan pembelajaran, maka harus diperlukan beberapa tips and trick tertentu.
    Tips and trick penyusunan jadual pelajaran adalah penyusun jadual pelajaran harus:
  • memperhatikan persyaratan tertentu dalam penyusunan jadual pelajaran,
  • memahami langkah-langkah penyusunan jadual, serta
  • memilih alat bantu atau perangkat lunak/software yang tepat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan jadual pelajaran:
Tips and trick pertama dalam penyusunan jadual pelajaran adalah memperhatikan persyaratan tertentu dalam penyusunan jadual pelajaran. Menurut Ahmadi (1978:73-74) penyusunan jadual pelajaran harus memperhatikan enam hal, yaitu:
  1. adanya selingan antara mata pelajaran satu dengan lainnya agar tidak menjemukan (untuk memenuhi persyaratan ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pemberian jeda waktu tiap ganti pelajaran atau pindah ruang setiap ganti pelajaran (moving class).
  2. pelajaran jangan terlalu lama (kelas I dan II SD 30 menit/jam pelajaran, kelas III-IV SD 40 menit/jam pelajaran, dan sekolah lanjutan 45 menit/jam pelajaran)
  3. masing-masing pelajaran dicarikan waktu yang tepat (mata pelajaran yang membutuhkan daya pikir dan tenaga seperti MIPA dan penjasorkes dijadualkan pada jam permulaan)
  4. harus disediakan waktu istirahat agar siswa tidak telalu lelah,
  5. jangan sampai kegiatan di suatu kelas mengganggu kegiatan kelas sebelahnya, dan
  6. untuk kelas-kelas yang siswanya sedikit dapat digabung untuk melakukan kegiatan yang sama. 

Langkah-Langkah Penyusunan Jadual Pelajaran:
Tips and trick kedua dalam penyusunan jadual pelajaran adalah memahami langkah-langkah penyusunan jadual pelajaran.  Kegiatan penyusunan jadual pelajaran akan terasa mudah dan cepat apabila mengikuti langkah-langkah sistematik penyusunan jadual pelajaran. Langkah-langkah penyusunan jadual pelajaran dalam manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:
  1. penyusunan struktur program kurikulum masing-masing mata pelajaran ( jenis mata pelajaran yang diajarkan dan jumlah jam perminggu masing-masing mapel tiap jenjang kelas),
  2. penyusunan pembagian tugas jam mengajar guru (berisi nama guru, jenis mata pelajaran yang diajarkan, jumlah jam masing-masing mapel, dan kelas yang diajar)
  3. penentuan hari-hari atau jam-jam kosong masing-masing mata pelajaran dan guru (misalnya; pelajaran Penjasorkes hanya jam ke 1 s.d 4, hari untuk kegiatan MGMP, pembinaan, dan kegiatan sekolah lainnya),
  4. penentuan jumlah jam pelajaran sekolah tiap hari atau tiap minggu (misalnya senin s.d kamis: 8 jam pelajaran, jumat dan sabtu: 6 jam pelajaran; jadi jumlah jam pelajaran sekolah  perminggu adalah 44 jam pelajaran),
  5. penentuan jumlah ruang mapel (khusus sekolah yang menyelenggarakan moving class), jumlah ruang mapel adalah pembulatan ke atas (harus!) dari rasio jumlah jam pelajaran tiap mapel total dengan jumlah jam pelajaran sekolah perminggu.
  6. penentuan jumlah jam pelajaran tiap ruang mapel perminggu. Untuk menentukan jumlah jam pelajaran dalam ruang tertentu harus merata, yaitu tidak boleh melebihi jumlah jam mapel total perminggu dibagi jumlah ruang mapel,
  7. mendistribusikan jam-jam guru mata pelajaran pada kelas, jam, dan hari-hari yang telah direncanakan,
  8. mempublikasikan jadual pelajaran kepada guru, siswa, dan komponen lain yang memerlukannya

TUGAS DARI KA FASTI ROLA

Karin Ambarita (10-037)
Yoseva (10-052)
Olga Septania (10-082) 

Apa itu paedagogi praktis ???

Mengacu pada buku Paedagogi, Andragogi,dan Heutagogi karangan Prof. Dr. Sudarwan Danim , Paedagogi Praktis itu adalah aplikasi dari teori-teori paedagogi .

Bagaimana pengaplikasiannya???

Paedagogi itu kan merupakan seni untuk mengajar pada anak-anak, bagaimana cara untuk menyampaikan ilmu pada anak-anak. Citra guru yang dulu adalah citra yang benar-benar menjadi seorang pendidik, dimana guru memegang peranan penting dalam kelas, bersikap tegas, dan disiplin dalam kelas. Dewasa ini, citra tersebut secara berangsur-angsur berkurang, sekarang ini ditemukan banyak guru yang bisa diatur oleh orangtua murid, seolah-olah guru itu tidak sepenuhnya memegang kendali atas pendidikann anak dikelas.

Ada sebuah kisah nyata disebuah sekolah , orang tua melakukan "servis" terhadap guru anaknya supaya guru tersebut lebih memperhatikan anaknya dan lebih memberi perhatian khusus terhadap anaknya.

Lihatlah saat ini, berapa banyak guru-guru yang tidak sesuai dengan ucapan dan perbuatan mereka. Banyak guru sudah tidak disiplin dalam menjalankan kewajiban mereka sebagai guru. Berapa banyak guru yang tidak menguasai materi yang diajarkan. Berapa banyak guru yang masih gaptek dengan teknologi. Sehingga tak jarang kemampuan dan pengetahuan siswa justru melebihi gurunya. Berapa banyak kebohongan yang menjadi budaya di lakukan oleh pihak sekolah. Kebohongan dalam membuat pemberkasan, kebohongan dalam membuat SPJ bantuan, kebohongan dalam meluluskan anak didiknya saat Ujian Nasional. Belum lagi kalau mereka melakukan hal yang tidak terpuji di masyarakat. Karena mereka menjadi guru bukan karena panggilan hati. Tetapi karena terpaksa atau sebagai pelepas image dari status pengangguran. Maka wajar jika tidak sampai membekas makna dari nilai luhur apa yang mereka ajarkan.


Inilah gambaran dari citra guru sekarang. Peranan guru yang dulu itu sudah tidak sama lagi dengan masa sekarang.

PAEDAGOGI, TIK, DAN FENOMENA KONTEMPORER


1.     Pertanyaan Esensial
Sebagai seorang guru, pastilah mereka memiliki pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah-masalah paedagogi, seperti bagaimana mengelola pembelajaran dengan baik? Bagaiamana menjangkau anak-anakk secara individual? Bagaimana memilih metoe pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak? Pertanyaan ini tentunya menawarkan aspek-aspek strategis sebagai contoh paedagogis. Kegagalan dalam menjawab pertanyaan tersebut mampu mengurangi kemungkinan bahwa anak-anak akan membuat kemajuan yang mengesankan. Ada beberapa pertanyaan yang disajikan:
a.     Penilaian kebutuhan: materi belajar apa yang dibutuhkan?
b.     Pertumbuhan professional: bagaimana cara meningkatkan mutu pengajaran di kelas?
c.      Budaya kelas: bagaimana cara menumbuhkan budaya kelas untuk belajar?
d.     Strategi: bagaimana guru mengajar untuk memaksimalkan hasil?
e.     Pengelolaan sumber daya kelas: bagaimana guru membuat media pembelajaran dan apa kegunaannya dalam pembelajaran?
f.       Pemecahan masalah: apa yang bisa salah dalam pengajaran dan bagaimana cara mengatasinya?
g.     Orkestrasi: bagaimana guru mengatur semua aspek yang berbeda dari paedagogi?
h.     Penggunaan TIK: bagaimana aplikasi TIK dalam pembelajaran yang memenuhi kriteria paedagogi?
2.     Paedagogi Efektif
Guru harus bertanggung jawab dalam memberikan bahan ajar mereka dan tentunya mereka harus menjadi pembelajar sejati agar dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus mengalami percepatan, termasuk kemajuan di bidang paedagogi itu sendiri. Hal ini memberitahu kita bahwa siswa belajar paling baik jika guru:
a.     Menciptakan lingkungan yang menunjang pembelajaran
b.     Mendorong pemikiran reflektif dan tindakan
c.      Meningkatkan relevansi pembelajaran baru
d.     Memfasilitasi pembelajaran bersama
e.     Membuat sambungan ke pembelajran dan pengalaman sebelumnya
f.       Cukup memberikan kesempatan untuk belajar
g.     Menyelidiki hubungan belajar-mengajar

3.     Pemikiran Reflektif
Siswa belajar paling efektif ketika mereka mengembangakan kemampuan untuk eksis kembali dalam hal pengembangan informasi atau gagasan, dan bahwa mereka terlibat dengan pemikiran tentang suatu hal secara objektif. Seiring dengan berkembangnya waktu, mereka mampu mengembangkan kreativitas mereka, kemampuan dalam berpikir kritis, metakognisi yang berupa kemampuan mereka berpikir tentang pemikiran mereka sendiri.

4.     TIK dan Paedagogi
TIK memiliki pengaruh besar pada dunia orang muda. Seperti halnya e-learning yang mana sebuah pembelajran didukung oleh Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), tentunya memiliki potensi yang besar untuk mendukung pendekatan pengajaran, dengan tidak melupakan dimensi paedagogi.

5.     Kenikmatan Belajar
Kelas yang optimal sering digambarkan dengan sebuah kelas yang memiliki struktur yang jelas, dimana guru adalah pusat sebagai pengirim informasi kepada siswa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a.     Baik siswa maupun guru perlu memiliki ruang dan kesempatan untuk mengeksplorasi, yaitu belajar secara aktf
b.     Siswa dan guru bersama-sama aktif dan menjadi pembelajar, siswa dapat dipersepsi sebagai “partner” guru
c.      Guru memiliki peran khusus dalam meyakinkan bahwa semua pealajr pelru didukung secara istimewa
d.     Cakupan materi pelajaran menjadi kurang penting dibandingkan ruang dan kesempatan yang meyakinkan untuk mengeksplorasi
e.     Kriteria penting untuk pemilihan konten harus memfasilitasi kegunaannya dalam eksplorasi
f.       Apa yang paling penting bukanlah hasil tapi proses perkembangan
Ketika pembelajaran berlangsung, mungkin saja mengubah perspektif yang muncul namun tetap tidak menghilangkan peran guru .

PAEDAGOGIS PRAKTIS ABAD KE-21


1.     Paedagogi Progesif
Paedagogi Progesif juga disebut sebagai Paedagogi Praktis Abad ke 21. Berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan beberapa perubahan besar dalam pola pembelajaran. Belakangan juga telah hadir proses pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

2.     Ilmiah dan Praktis
Paedagogi juga termasuk dalam kategori “pengetahuan paedagogis formal” dan “pengetahuan paedagogis vernacular” . Formal berarti paedagogi bermakna teoritis atau ilmiah sedagkan vernacular berarti paedagogi praktis. Paedagogi formal atau teoritis didukung oleh pengalaman dasar yang kuat, istimewa, dan dibangun atas fondasi kajian empiric selama proses mengajar dan belajar.

3.     Studi Sistemik
Studi sistemik berkaitan erat dengan penerapan paedagogi. Menurut Hallam dan Ireson,  ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan pendekatan mereka sendiri untuk paedagogi, yakni:
a.     Pertimbangan tujuan pendidikan dan nilai-nilai yang mendukung pengajaran
b.     Pengetahuan tentang teori belajar
c.      Pengetahuan tentang konsep-konsep yang berbeda dari mengajar
d.     Pengetahuan tentang model pengajaran dan pembelajaran dan interaksi dinamis
e.     Memahami bagaimana paedagogi dapat dioperasionalkan di dalam kelas
f.       Pengetahuan dan keterampilan untuk mengevaluasi praktik, penelitian, dan teori yang berkaitan dengan pendidikan
4.      Antipaedagogi
Seiring bertambahnya usia, Paedagogi seringkali mengundang perdebatan. Akan sangat berbahaya jika muncul kekuatan-kekuatan luar yang memaksakan perubahan buruk didasarkan pada teori, riset, dan praktik tanpat melirik esensi paedagogi.
Kegagalan pemerintah dalam hal Paedagogi seperti pengabaian peranan Paedagogi merupakan penyebab hal tersebut. Hal ini juga berakibat ada beberapa anak yang hanya menemukan sedikit keuntungan dari penggunaan teknologi baru untuk keperluan mengajar dan pembelajaran.