Selasa, 19 April 2011

Apa saja Karakteristik Murid dengan Kesulitan Belajar?

Sering terdengar oleh kita masalah mengenai murid dengan kesulitan belajar seperti sulit memperhatikan guru, sulit mengerjakan PR nya, dan lain-lain. Namun pencakupannya yang kita nyatakan itu belum dapat dikatakan lengkap. Berikut adalah beberapa saran Valett (dikutip dari Johnson dan Morasky 1980) mengenai 7 karakteristik yang ditemui pada anak yang memiliki kesulitan belajar, dalam hal ini anak dengan kesulitan belajar bukan berarti anak dengan kesulitan belajar khusus namun diartikan sebagai hambatan dalam belajar. 
1. Mempunyai pengalaman yang buruk dalam perjalanan akademiknya, misalkan sering mengalami kegagalan dalam mencapai prestasi belajar dan terjadi berulang-ulang sehingga melemahkan usaha karena seringnya harapannya selalu gagal
2. Hambatan fisik atau tubuh ataupun hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungannya
3. Kelainan Motivasional
kegagalan yang terjadi berulang-ulang, lingkungan sekitar yang mengabaikan (misalnya guru dan teman-teman), jarang mendapatkan reinforcement sehingga semuanya ini cenderung mengurangi minat anak dalam belajar dan pada akhirnya merendahkan motivasinya atau memindahkan motivasinya pada kegiatan lain
4. Kecemasan yang samar-samar
Karena anak mengalami kegagalan yang berulang-ulang sehingga sering timbul kecemasan yang mengambang dalam artian anak mulai merasa bahwa akan muncul kegagalan-kegagalan lain terhadap dirinya walaupun sebenarnya belum diketahui kegagalan dalam bidang apa namun anak sudah merasa cemas. Nah hal ini menimbulkan perasaan yang tidak nyaman, kecemasan, sering melamun atau tidak memperhatikan
5. Perilaku yang berubah-ubah, dalam artian tidak konsisten dan tidak dapat diduga.
Rapot atau hasil belajar anak yang mengalami kesulitan belajar memang cenderung tidak tetap (tidak konstan). Terdapat perbedaan yang mencolok (dalam angka) antara anak yang mengalami kesulitan belajar dengan anak-anak lain seusianya. Ketika hal ini terjadi, berarti dari si anak sendiri sedang mengalami kekurangan minat belajar serta perhatian mereka kurang terhadap pelajaran mereka.
6. Penilaian yang keliru terhadap anak karena data yang tidak lengkap.
Kesulitan belajar pada anak terjadi karena label yang diberikan pada anak dengan tidak berdasarkan data yang kurang lengkap. Misalkan, tanpa data yang lengkap anak dikatakan mengalami Mental Reterdation, tetapi ada beberapa perilaku akademiknya memiliki mutu yang tinggi yang tentunya bukan merupakan ciri seorang dengan Mental Reterdation
7. Pendidikan dan pola asuh yang didapat tidak memadai.
Kadang-kadang kesalahan bukan terletak pada sistem pendidikan itu sendiri melainkan dari lingkungan anak, misalkan mereka mempunyai keluarga yang tidak cukup mendukung kegiatan mereka, keluarga yang terlalu mengekang anak dalam mereka mengekspresikan semangat belajar mereka, dan sebagainya

7 POIN di atas merupakan karakteristik yang dikemukanan oleh Valet dan merupakan karakteristik utama namun perlu juga ditinjau atau diamati perilakunya.
sumber :
Sukadju, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok: Lembaga Pengambangan Sarana Pengukurang Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar