Motivasi seseorang khususnya dalam proses belajar memang tidaklah sama namun motivasi merupakan tenaga dorong untuk:
- mencari dan menemukan informasi mengenai hal-hal yang dipelajari
- menyerap informasi dan mengolahnya
- mengubah informasi yang didapat ini menjadi suatu hasil (pengetahuan, perilaku, keterampilan, sikap, dan kreativitas)
- menerapkan hasil ini dalam kehidupan
Agar motivasi belajar dapat berkembang dengan baik maka para pengajar diharapkan mampu peka terhadap suasana belajar yang positif.
Menciptakan Suasana Belajar yang Positif
Mengingat banyaknya pengalaman yang sudah dialami oleh orang dewasa khususnya dalam hal proses pembelajaran, diharapkan para pengajar hendaknya mendorong para peserta didiknya-dalam hal ini orang dewasa-untuk independet, berorientasi pada aplikasi, dan mengenali adanya perbedaan individual. Agar tercipta suasana belajar yang berorientasi manusia dewasa, maka ada empat pedoman memperlakukan mereka:
1. Pengajar perlu menyadari bahwa peserta didiknyalah yang akan menerapkan apa yang mereka terima dari pengajar dalam kehidupan nyata sehingga perlu adanya rasa tanggung jawab oleh pengajar dalam penerapan bahan ajarnya
2. Pengajar juga perlu menyatakan bahwa sukses ataupun tidaknya proses belajar adalah tergantung pada kerja sama antar pengajar dengan peserta didik
3. Apapun kegiatan yang akan dilakukan sekiranya diberikan penjelasan sehingga peserta didik mampu mengetahui tujuan belajar masing-masing peserta serta perlu membantu mereka dalam merencanakan penerapannya
4. Ciptakan suasana kelas layaknya menghadapi seorang yang dewasa, bukan lagi layaknya seperti guru dan murid melainkan seperti klien dengan konsultan dan hindari terbentuknya jarak antara peserta didik dan pengajar
5. Pengajar memiliki rasa empati dimana mampu membaca situasi, memahami perasaan serta kebutuhan peserta
6. Pengajar memberikan penghargaan terhadap peserta atas usaha mereka memberikan sumbangan pemikiran ataupun pengalaman
7. Pengajar mampu menjadi dirinya sendiri, tidak berlagak sok profesional di depan peserta, berpura-pura, dll. Membuka diri dan membagi pengalaman yang sangat besar manfaatnya bagi peserta
8. Pengajar memusatkan perhatian pada kebutuhan dan masalah peserta didik, bukan pada hal-hal yang telah ditentukan sebelumnya
9. Pengajar dapat menggugah argumentasi peserta, tetapi setelah empati dan hormat menghormati telah tercipta
Ketika suasana sedemikian mampu diciptakan, maka ada perasaan dihargai, aman, dimengerti sebagai pribadi yang nyata, tidak kehilangan wibawa serta bertanggung jawab dari peserta. Suasana inilah yang akan meningkatkan motivasi mereka untuk belajar.
sumber:
Sukadji, S. (2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar